Pada suatu waktu saya dapat baterai laptop bekas, dicoba cek tegangan menggunakan multitester digital menunjukan tegangan sekitar 11.38V.
Dibadan baterai tersebut dituliskan spesifikasinya yaitu "NOM11.1V DC 57Wh" atau sekitar 4.5Ah, baterai jenis Li-Ion.
Baterai ini total isinya berjumlah 6 cell. Disusun paralel 2 lalu diseri 3. Setiap cell mempunyai kapasitas tegangan 3.7V, disusun seri 3 menjadi 11.1V.
Baca juga : Membuat Indikator Level Baterai
Baca juga : Membuat Indikator Level Baterai
Kapasitas 3.7V adalah tegangan minimal baterai tersebut per cell-nya, artinya pada saat itu baterai dalam kondisi 0% dan harus diisi ulang teganggannya hingga kondisi penuh. Kondisi penuh baterai tersebut adalah 4.2V per cell, jadi untuk satu buah baterai laptop dalam kondisi penuh(100%) tegangan akan terukur 12.6V(3cell x 4.2V).
Lalu bagaimana cara menentukan prosentase baterai tadi sebelum diisi ulang?
Pertama tentukan dulu nilai tegangan penuh baterai yaitu 12.6V, dikurangi nilai tegangan kosong baterai yaitu 11.1V, lalu dibagi 100%.
jadi,
jadi,
12.6V-11.1V
=1.5V
1.5V/100%
=0.015V atau 15mV
=1.5V
1.5V/100%
=0.015V atau 15mV
Artinya, per 1% adalah 15mV.
Sekarang kita menghitung kapasitas tersisa pada baterai yang saya dapat diatas.
Kapasitas tegangan baterai 11.38V dikurangi nilai tegangan kosong baterai yaitu 11.1V adalah 0.28V. dikonversi kedalam prosentase menjadi 0.28V(kapasitas yang tersisa) dibagi 15mA adalah 18.6666667. Jadi kapasitas yang ada dalam batere tersebut adalah sekitar 18% lagi.
Baca juga : Membuat Inverter Sederhana Menggunakan Trafo ATX | Simple Inverter using ATX Transformer
Baca juga : Membuat Inverter Sederhana Menggunakan Trafo ATX | Simple Inverter using ATX Transformer
Perhitungan yang sama juga berlaku untuk baterai ponsel. Sebab baterai ponsel juga berjenis lithium ion dengan kapasitas kosong 3.7V dan 4.2V pada kondisi penuh.
6 Cell Lithium Ion Battery.